Membangun Empati dan Profesionalisme: Pelatihan Komunikasi Efektif Bagi Mahasiswa Profesi Ners Unuja

Dalam upaya mencetak tenaga perawat profesional yang tidak hanya unggul secara keterampilan klinik tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni, Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid (Unuja) menggelar Pelatihan Komunikasi Efektif bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners pada 26–27 Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium OSCE Universitas Nurul Jadid dengan menghadirkan narasumber dari internal maupun eksternal institusi kesehatan.

Pelatihan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Kesehatan Unuja, Dr. Sri Astutik Andayani, S.Kep., Ns., M.Kes., yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Hadir pula dosen tetap Fakultas Kesehatan, Maulidiyah Junnatul Azizah Heru, S.Kep., Ns., M.Kep., serta dua narasumber dari rumah sakit mitra, yaitu Abdul Habib, S.Kep., Ns., dari RSJ Menur Surabaya dan Adi Sugia Akari, S.Kep., Ns., M.Kep., dari RSU Waluyo Jati. Kehadiran para praktisi ini memberikan warna tersendiri dalam proses pelatihan karena mahasiswa dapat belajar langsung dari pengalaman nyata di lapangan.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi secara profesional, empatik, dan asertif dengan pasien, keluarga, serta sesama tenaga kesehatan. Komunikasi efektif menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki seorang perawat karena berperan besar dalam menciptakan hubungan terapeutik dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Melalui pelatihan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami teori komunikasi, tetapi juga mampu menerapkannya dalam praktik klinik secara tepat dan beretika.

Dalam sambutannya, Dr. Sri Astutik Andayani menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam membentuk karakter calon perawat yang profesional. Menurutnya, komunikasi efektif merupakan fondasi utama dalam dunia keperawatan karena menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan, keterampilan, dan rasa empati kepada pasien. “Perawat bukan hanya bekerja dengan tangan, tetapi juga dengan hati. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan menentukan kualitas pelayanan dan kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan,” ujarnya dengan penuh semangat.

Sementara itu, dari pihak eksternal, Abdul Habib, S.Kep., Ns., dari RSJ Menur menekankan pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan jiwa. Ia menyampaikan bahwa seorang perawat harus mampu memahami bahasa tubuh, ekspresi, dan kondisi emosional pasien agar dapat memberikan respons yang tepat. “Komunikasi efektif bukan hanya soal berbicara, tetapi bagaimana kita mendengarkan dengan empati dan menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan pasien. Inilah yang membedakan antara komunikasi biasa dengan komunikasi terapeutik,” jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dikemas secara interaktif dengan sesi diskusi, simulasi, dan praktik langsung, sehingga mahasiswa dapat mengasah kemampuan komunikasi dalam berbagai situasi klinik. Suasana pelatihan tampak hidup dan penuh antusiasme, mencerminkan semangat mahasiswa untuk belajar menjadi tenaga keperawatan yang lebih profesional dan humanis.

Dengan terselenggaranya Pelatihan Komunikasi Efektif bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners ini, Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan keperawatan. Melalui pelatihan semacam ini, diharapkan lahir generasi perawat yang tidak hanya terampil dan cerdas, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang hangat, empatik, dan berorientasi pada pelayanan kemanusiaan.